Wanita
merupakan makhluk yang memiliki banyak kemulian, yang mengalami 3 fase dalam
kehidupan yaitu, sebagai anak, istri dan ibu. Dimana setiap fase ini wanita
dapat mengalami perubahan sifat dan karakter
disesuaikan dengan kondisi wanita saat itu. Untuk melihat bagaimana
karakter wanita zaman sekarang kita dapat mengambil cerminan dari karakter para
sahabiah pada zaman Rasulullah. Diamna setiap Sahabiah memiliki Karakter yang
berbeda beda.
Sebagai seorang anak kita dapat
belajar dari karakter Fatimah Az-zahra putri kesayangan Rasulullah, yaitu
walaupun ia merupaka putri kesayangan Rasulullah, tetapi ia tidak bersikap
manja dan sangat malu untuk meminta sesuatu dari Rasulullah, begitupula
sebaliknya Rasulullah pun juga tidak memanja putrinya Fatimah dengan memenuhi
segala keinginan yang di inginkan oleh Fatimah. Hal ini terlihat ketika Fatimah
telah menikah dengan Ali Bin abi Thalib dan kehidupan rumah tangga mereka yang
melarat yang hanya memiliki sehelai kulit domba sebagai alas tidur. Ketika itu
ali menyarankan kepada Fatimah untuk meminta kepada Rasulullah, dan dengan malu
malu Fatimah dating ke arsulullah, akan
tetapi Rasulullah tidak memberikan satu pun pelayan kepada Fatimah. Dari
peristiwa ini kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai seorang Anak ketika kita telah berkeluarga maka tidak
pantas lagi kita untuk bergantung kepada orang tua.
Selanjutanya ketika wanita memasuki
umur dewasa ( umur untuk menikah ), ketika ada seorang laki laki datang untuk
menghitbah. Wanita dapat menentukan pilihannya dengan tegas apakah ia menolak
atau menerima laki laki tersebut denhgan memperhatikan hal yang pertama yaitu
keimanan dari laki laki tersebut. Dalam aspek ini kita dapat belajar dari
sahabiah “ Ummu Sulaim” yang memilki sifat yang tegas dalam menentukan
pilhannya, yaitu ketika ada seseorang yang datang melamarnya , kemudian ia
menolak lamaran tersebut karena laki laki tersebut seorang kafir, walaupun laki
laki itu menawarkan emasa kawin berupa harta yang berlimpah, ia tetap tegas
menolak laki laki itu. Dan ia memberi syarat kepada laki laki itu jika ia
memang ingin menjadikan ummu sulaim sebagai istrinya maka ia harus memeluk agma
islam terlebih dahulu.
Wanita sebagai seorang istri, kita
dapat belajar dari karakter Khadijah r.a dan Aisyah r,a mereka merupakan istri
Rasulullah SAW, Khadijah merupakan istri
yang setia menemani Rasulullah dlam segala hal yang terjadi dalam kehidupan
mereka baik suka maupun duka, ketika rasuluulah berdakwah kebeberapa tempat ia
tetap setia menemani Rasulullah dan bahkan beliau juga ikut berdakwah. Dan
Aisyah r.a yang memiliki sifat yang
cemburu terhadap istri rasululllah yang lainnya. Jadi dari kedua karakter
tersebut kita dapat mengambil pelajaran yaitu ketika wanita menjadi seorang
istri maka ia harus setia kepada suaminya baik suka maupun duka dalam kehidupan
rumah tangganya, wanita memiliki persaan yang halus maka sewajarnyalah jika
wanita memilki sifat cemburu terhadap wanita lain yang dekat dengan
pasangannya, asalkan sifat tersebut tidak berlebihan yang dapat memperburuk
hubungan keduanya atau dengan kata lain cemberu sesuai kadarnya….
Setelah wanita melewati fase sebagai
seorang istri maka fase selanjutnya adalah sebagai seorang ibu. Wanita sebagai
seorang ibu merupakan peran yang memilki
banyak kemuliaan dan memiliki banyak tanggung jawab dibandingkan dengan peran
peran sebelumnya, karena ibu merupakan sekolah pertama bagi seorang anak, untuk
itu wanita harus memiliki banyak pengetahuan bukan untuk carriernya melinkan untuk anak anaknya
kelak. Salah satu sahabiah yang dapat dijadikan contoh atau teladan ibu yang
baik yaitu Ummu Aiman, beliau diberi julukan sebagai pendidik yang baik, yaitu
dengan mendidik anak anaknya menjadi pahlawan dalam islam , kedua putra beliau
ikut berperang bersama rasulullah dan menjadi syuhada.